Kota Dumai merupakan salah satu daerah otonom di Propinsi Riau yang terbentuk berdasarkan UU No. 16 tahun 1999 pada tanggal 20 April 1999. Wilayahnya yang meliputi daratan seluas 1,727.59 Km2 dan perairan seluas 1,302.40 Km2, terletak di pesisir timur pantai Sumatera berhadapan dengan Pulau Rupat pada posisi geografis antara 101o23’37″-101o28’13″ BT dan 1o35’27″-1o42’33″ LU. Batas-batas daerahnya meliputi Selat Rupat di sebelah utara, serta Kabupaten Bengkalis di sebelah timur, selatan dan barat. Secara administrasi terbagi menjadi 5 kecamatan yang meliputi 32 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2002 mencapai 175,684 jiwa, kepadatan rata-rata 76 jiwa/Km2 dan pertumbuhan sebesar 2,73% per tahun.
Pada umumnya iklim Kota Dumai adalah tropis basah yang dipengaruhi oleh sifat iklim laut, dengan curah hujan berkisar antara 1.500-2.600 mm/tahun, suhu rata-rata 26oC, kelembaban udara ratarata 82%-84% dan kecepatan angin 6-7 knot. Kondisi hidrologi dipengaruhi oleh air tanah sebagai sumber air bersih dan air sungai sebagai sumber irigasi dan lahan perikanan. Secara topografis, sebagian besar wilayah daratannya adalah dataran rendah dan sebagian lainnya (terutama di bagian pantai) berupa rawa-rawa. Pola penggunaan lahan meliputi lahan basah (1,77%) dan lahan kering (98,23%).
Perekonomian Kota Dumai didominasi oleh sektor pengangkutan dan telekomunikasi dengan kontribusi sebesar 31,23%, sektor perdagangan sebesar 27,45% dan sektor bangunan sebesar 15,79%. Pada rentang waktu tahun 1994-1999, perkembangan perekonomian menunjukkan laju pertumbuhan sebesar 6,49%, dan pendapatan perkapita sebasar Rp. 1.195.800. Dengan asumsi kondisi pasar dalam keadaan tetap (ceteris paribus), diperkirakan sejak tahun 1999-2004 Kota Dumai membutuhkan investasi sejumlah Rp. 2,795 trilyun atau rata-rata Rp. 465,95 milyar per tahun dengan tingkat penambahan investasi Rp. 159,90 milyar per tahun. Penduduk Kota Dumai Tahun 2010, berjumlah 253.803 jiwa yang terdiri atas 131.465 jiwa laki-laki dan 305.338 jiwa perempuan. Dengan Kepadatan Penduduk 178.00 jiwa/km² dengan laju pertumbuhan penduduk berkisar 3,51 persen/tahun.
Daftar kecamatan Kota Dumai
Dumai Barat, dengan kelurahan:
- Bagan Keladi
- Pangkalan Sesai
- Purnama
- Simpang Tetap Darul Ichsan
Dumai Timur, dengan kelurahan:
- Bukit Batrem
- Buluh Kasap
- Jaya Mukti
- Tanjung Palas
- Teluk Binjai
Bukit Kapur, dengan kelurahan:
- Bagan Besar
- Bukit Kayu Kapur
- Bukit Nenas
- Gurun Panjang
- Kampung Baru
Medang Kampai, dengan kelurahan:
- Guntung
- Mundam
- Teluk Makmur
- Pelintung
Sungai Sembilan, dengan kelurahan:
- Bangsal Aceh
- Basilam Baru
- Batu Teritip
- Lubuk Gaung
- Tanjung Penyembal
Dumai Kota, dengan kelurahan:
- Laksamana
- Rimba Sekampung
- Bintan
- Dumai Kota
- Sukajadi
Dumai Selatan, dengan kelurahan:
- Bukit Timah
- Mekar Sari
- Bumi Ayu
- Ratu Sima
- Bukit Datuk
Potensi dan Peluang Investasi
Dengan status “kota” Kota Dumai bertekad membangun dengan konsep partisipasi masyarakat menuju masyarakat madani. Melalui visi “Terwujudnya Kota Dumai sebagai pusat pelayanan di kawasan pantai timur Sumatera merupakan penggerak kemajuan ekonomi dan budaya Melayu pada tahun 2020”, Kota Dumai menawarkan berbagai potensi investasi yang dapat dikembangkan oleh investor dalam dan luar negeri. Bidang-bidang potensial yang dapat dikembangkan antara lain adalah pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, pariwisata, perikanan, pertambangan, serta industri dan perdagangan. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Luas lahan potensial bagi pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura mencapai 19.600 Ha yang telah diusahakan seluas 13.675,75 Ha dengan komoditas utama padi, palawija, dan tanaman hortikultura. Luas lahan yang belum digarap seluas 5.924 Ha merupakan potensi investasi terutama untuk tanaman padi seluas 4.066 Ha, palawija seluas 1.140,50 Ha dan hortikultura seluas 717,25 Ha.
Perkebunan
Walaupun Dumai merupakan sebuah kota dalam tata pemerintahan Indonesia, tetapi sektor pertanian khususnya sub-sektor perkebunan tetap menjadi perhatian utama. Potensi lahan perkebunan cukup luas dengan komoditas utama kelapa sawit. Hasil industri pengolahan CPO mencapai 2,7 ton/tahun.
Pariwisata
Dengan kondisi yang ada, Kota Dumai mempunyai potensi pariwisata yang dapat dikembangkan, yaitu wisata alam, wisata sejarah/ budaya dan wisata bahari/pantai atau tasik. Obyek wisata alam meliputi kawasan hutan bakau di Sungai Dumai sebagai kawasan cagar alam, Bukit Pelitung, Bukit Kerikil, dan bumi perkemahan pramuka seluas 4,5 Ha di Bukit Batrem. Obyek wisata sejarah/budaya berupa legenda putri tujuh yang berkaitan dengan kuburan panjang di Bangsal Aceh. Sedangkan potensi wisata bahari/pantai atau tasik terdiri dari Pantai
Teluk Makmur dengan pembangunan resort wisata pantai seluas 50 Ha, Pelintung, Guntung, Purnama, dan wisata tasik di Bukit Jin. Selain itu, di Kota Dumai juga telah terdapat 2 lapangan golf bertaraf internasional dan beberapa fasilitas olah raga lainnya sebagai tempat wisata alternatif. Pengembangan pariwisata di Kota Dumai didukung oleh ketersediaan sarana akomodasi berupa 22 buah hotel yang terdiri dari 3 buah hotel berbintang 1 dan 19 hotel melati, dengan total kamar mencapai 652 buah.
Tempat Wisata di Dumai
1. Danau Bunga Tujuh
Tempat wisata di Dumai yang berjarak 8 km dari pusat kota, dengan luas area 10 ha, yang menyediakan kereta air, kereta naga, kincir, restoran apung, dan pondok peristirahatan.
2. Goa Pelintung
Desa Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, 35 km dari pusat kota; dikenal sebagai Bukit Kerudung, tempat penyimpanan harta hasil perompakan oleh bajak laut Negeri Siam.
3. Hutan Wisata Dumai
Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur, 12 km dari pusat kota, dengan luas 44 ha, yang bisa dicapai dengan transportasi umum.
4. Makam Pawang Leon
Desa Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, 25 km dari pusat kota Dumai, berupa makam Pawang Leon yang memiliki kesaktian sebagai peneroka di kampung Pelintung.
5. Makam Putri Tujuh
Wisata Dumai di Kilang PT Pertamina RU II, yang merupakan tempat persembunyian 7 putri dari Kerajaan Sri Bunga Tanjung, saat kerajaannya diserbu oleh Kerajaan Temiang Aceh.
6. Makam Siti Laut
JL Teduh, Desa Pangkalan Sesai, 3 Km dari pusat kota, yang konon merupakan seorang wanita yang paling setia terhadap raja.
7. Masjid Agung Al Mannan
Lokasinya berada di Jl. Soekarno Hatta, Bagan Besar, Kecamatan Bukit Kapur.
8. Pantai Teluk Makmur
Tempat wisata di Dumai yang ada di Kecamatan Medang Kampai, di sebelah utara kota Dumai, dengan perkampungan Melayu yang berhadapan langsung dengan Pulau Rupat dan Selat Malaka.
9. Tapak Harimau Sakti Dumai
Desa Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, 25 km dari pusat kota Dumai, yang merupakan tapak harimau asuhan Datuk Pawang Leon.
10. Tempat Wisata Kuliner Dumai
Catatan tempat wisata kuliner yang ada di Dumai.
Tempat Kuliner di Dumai
Buffet Gantino
Jl Jend Sudirman, Dumai.
Dumai Foodcourt
Pulau Payung, Dumai.
Ikan Bakar Cipanas
Jl Hasanuddin / Ombak, Dumai.
Laguna Seafood
Jl. Hasanuddin, Dumai.
Menyediakan berbagai makanan laut
Lubuk Idai
Jl Ahmad Yani / Tegalega, Dumai.
Mahkota
Dockyard, Dumai.
Moroseneng
Jl Datuk Laksamana, Dumai.
Pak Datuk
Jl Jend Sudirman, Dumai.
Masakan Padang
Pondok Baselo
Jl Bintan, Dumai.
31738
Rudi
Jl Sukajadi / Diponegoro, Dumai.
Makanan khas melayu
Seafood 2000
Jl Hasanuddin / Ombak , Dumai.
Viva Foodcourt
Jl Hasanuddin, Dumai.
Pondok Intan
Jl Jend Sudirman, Dumai.
Perikanan
Potensi sumberdaya perikanan yang tersedia di wilayah Kota Dumai terdiri dari sumberdaya perairan laut, sumberdaya pantai/air payau, budidaya air tawar dan perairan sungai. Sumberdaya perairan laut di Kota Dumai memiliki potensi lestari sekitar 1,500 ton/tahun. Sumberdaya pantai/air payau berupa usaha tambah memiliki potensi areal seluas 6,000 Ha. Sedangkan budidaya air tawar memiliki potensi areal seluas 50 Ha. Sedangkan potensi perairan sungai dijumpai pada beragamnya sumber hayati/plasma nuftah yang tersedia di Kota Dumai.
Pertambangan
Kota Dumai sangat identik dengan kota pengolah minyak karena sebagian besar produksi minyak Indonesia berasal dari kilang pengolahan minyak “Putio Tujuh”. Pipa-pipa minyak yang terdapat di sepanjang pinggir jalan utama Kota Dumai merupakan aset nasional yang tidak ternilaikan harganya. Salah satu potensi pengembangan industri pertambangan adalah green cooke yang merupakan bahan sisa dari pengolahan minyak yang digunakan sebagai bahan campuran untuk peleburan aluminium dan pengolahan lainnya yang banyak diekspor ke Jepang dan negara lainnya.
Industri dan Perdagangan
Perkembangan sektor industri Kota Dumai menunjukkan trend yang meningkat, terutama industri yang berbasiskan pengolahan CPO, dimana hasil pengolahannya mencapai 2,7 juta ton/tahun. Selain itu Dumai juga dikenal sebagai kota pelabuhan minyak bumi yang menampung ± 850.000 barel/hari dan mengolah petroleum sebesar ± 170.000 barel/hari. Sementara untuk mewujudkan Puast Industri Lubuk Gaung, Bagan Besar, Bukit Timah dan Pelintung/Selingsing serta Industri Pariwisata di Teluk Makmur dan Tanjung Palas, akan dipenuhi ketersediaan fasilitas transportasi, listrik, telepon dan air yang lebih memadai. Sedangkan fasilitas perdagangan masih terbatas berupa toko, ruko, dan pasar yaitu 12 buah pasar dan 2.546 toko yang tersebar di seluruh kecamatan.
Sarana dan Prasarana
Sebagai daerah perkotaan, sarana dan prasarana di Kota Dumai sudah tersedia dengan kondisi yang cukup memadai. Bahkan Pemerintah Daerah masih terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitasnya untuk memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi. Di Kota Dumai terdapat galangan kapal Dock Yard yang merupakan salah satu galangan kapal terbesar di Indonesia. Pelabuhan laut Dumai merupakan urat nadi perhubungan luar negeri sebagai jalur ekspor dan impor barang dan penumpang menuju Port Dickson (Negeri Sembilan), Malaka, Muar (Johor), Singapura dan negara lainnya, serta sebagai perhubungan dalam negeri dengan tujuan Bengkalis, Selat Panjang, Karimun Batam, Tanjung Pinang, Bagan Siapiapi, Belawan dan Jakarta.
Dumai juga merupakan terminal utama Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dimana hampir semua jenis bus singgah dan mempunyai line di Kota , disamping kendaraan sewa taksi dan angkutan kota. Sebagai prasarana perhubungan udara, terdapat Bandara Pinang Kampai yang dapat didarati pesawat Foker 100 dan mempunyai rute tetap Jakarta. Pada sektor perumahan dan pemukiman, pembangunannya diprioritaskan pada program perbaikan, penyehatan lingkungan, penataan bangunan, serta penyediaan dan pengolahan air bersih. Sementara sarana perbankan di Kota Dumai Sudah cukup memadai dengan pelayanan yang baik dan prima. Bank-bank terkemuka yang terdapat di Kota Dumai antara lain Bank Pembangunan Daerah, BNI, Bank Mandiri, BRI dan Bank Damanon.
Drs. H. Wan Syamsir Yus
Sebagai orang nomor satu di lingkungan Pemerintahan Kota Dumai,Drs. H. Wan Syamsir Yus mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan. Apalagi pada era otonomi daerah di Indonesia dimana kepala daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk menyusun strategi pembangunan melalui pengoptimalan potensi daerah, serta era globalisasi yang menuntut kepala daerah untuk mampu memperkuat daya saing daerahnya. Meski demikian, suami dari Jumiati Rachim optimis akan mampu mengemban amanah yang telah dipercayakan oleh masyarakat Kota Dumai dengan sebaik-baiknya. Beliau juga mengharapkan dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat terutama aparat pemerintahan Kota Dumai untuk bersama-sama secara aktif menciptakan iklim investasi yang komdusif. Drs. H. Wan Syamsir Yus dilahirkan di Kisaran, pada tanggal 5 Maret 1953. Pendidikan dasarnya ditempuh di SD 2 Kisaran hingga lulus tahun 1966. Pendidikan menengah pertama diselesaikan di SMPN Medan pada tahun 1969. Sedangkan pendidikan menengah atas ditempuh di SMA Pekanbaru hingga tahun 1972. Selepas menamatkan SMA, beliau memutuskan untuk melanjutkan kuliah di UNRI Pekanbaru hingga meraih gelar Sarjana Administrasi Negara pada tahun 1980. Karirnya sebagaiPegawai Negeri Sipil (PNS) diawali di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Beberapa jabatan yang pernah dipercayakan kepadanya antara lain adalah sebagai Kepala Perwakilan Provinsi Riau di Jakarta (1981), Kasubbag Promosi Pembangunan Daerah pada Biro Bina Pembangunan Daerah (1983), dan Kabag Penerangan dan Pemberitahuan Biro Humas (1984). Setelah itu, bapak dari Dedy Herman, Hanny, dan Muhammad Sayoga ini sempat diperbantukan menjadi Camat Bangko di Bagan Siapi-api (1990), Kepala Dinas LLAJR Kabupaten Bengkalis di Dumai (1993), dan Pembantu Bupati Bengkalis Wilayah II Duri (1995), hingga akhirnya ditarik kembali ke Pemerintahan Provinsi Riau sebagai Kepala Biro Kepegawaian (1996). Sementara sebelum dipercaya menjadi Walikota Dumai untuk periode 2000-2005, dua jabatan terakhir yang diemban adalah sebagai Sekretaris Daerah Kota Dumai dan Pj. Bupati Rokan Hilir (1999). Dalam memimpin Kota Dumai, Drs. H. Wan Syamsir Yus menyusun misi pembangunan menuju masyarakat madani, yang secara garis besar adalah: 1) Meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi serta memperkuat struktur perekonomian yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan, 2) Mengembangkan SDM yang tangguh dan profesional, 3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur, 4) Mengembangkan kemajuan Pemerintah Kota yang baik (good governance) dan bersih KKN (clean government), berwibawa, dan mampu memberikan pelayanan yang efisien, efektif dan memuaskan masyarakat, dan 5) Mengembangkan budaya Melayu sebagai jati diri Kota Dumai. Melalui misi tersebut alumnus SPAMEN – Jakarta 1996 dan SEPADYA – Bukittinggi 1989 ini, bertekad membangun Kota Dumai sebagai pusat pelayanan di kawasan pantai timur Sumatera. Dengan latar belakang pendidikan, dedikasi, serta pengalaman mengikuti berbagai diklat struktural, fungsional, teknis dan seminar/lokakarya/simposium selama menjadi PNS, peraih tanda jasa Satya Lencana Karya Satya X tahun pada 1995 dan Satya Lencana Karya Satya X tahun pada 1995 dari Presiden RI ini optiminsi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Dumai.