Jika anda ingin berkunjung kee Perkampungan suku laut di Kabupaten Karimun, silahkan kunjungi Kampung Baru Teluk Setimbul yang berada di Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun.
Tapi jangan membanyangkan anda akan masuk ke kawasan perkampungan dengan rumah panggung dari kayu bulat dan ber atap daun sagu. Pemandangan seperti itu sudah nyaris tidak ada lagi di sana. Sebab perkampungan suku laut di kawasan itu kini tak ubahnya kampung-kampung kebanyakan di Kabupaten Karimun.
Berpenduduk sekitar 187 kepala keluarga, kampung ini terbilang sudah tersentuk moderenisasi. Jalannya sudah beraspal mulus selebar 4 meter hingga ke ujung kampung. Listrik juga sudah tersedia lengkap. Rumah-rumah tembok tamapak mendominasi di kawasan Teluk Setimbul. Masih ada juga rumah-rumah panggung khas orang suku laut di pinggir laut tetapi jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
Tapi demikian, keseharian masyarakatnya tak bisa lepas dari laut. Mereka, masih tetap bergelut dengan air, perahu dan alat penangkap ikan. Atau kadang mereka beramai-ramai barburu babi liar di hutan untuk di jual ke tauke-tauke beretnis Tinonghoa.
Masyarakat suku laut di kampung ini bisa dikatakan seluruhnya masih kerabat sehingga mereka saling mengenal satu sama lain. Sangat akrab. Jalinan persaudaraan itu senantiasa terbina dengan baik walau mereka memiliki keyakinan agama dan warna kulit yang berbeda. Sebagian memeluk agama Kristen, sebagian lagi ada yang Budha dan Islam.
Ikatan persaudaraan yang kuat itu, salah satunya dibuktikan pada perayaan upaca doa dan persembahan yang digelar setiap tanggal 15 atau bulan purnama raya. Tradisi unik yang turun temurun itu dilakukan dengan cara berkumpul bersama untuk mandi di sumur yang airnya telah diberi doa oleh tetua kampung. Ritual dilanjutkan dengan doa bersama di dalam satu ruangan, sesuai dengan keyakinan masing-masing dan di akhiri dengan makan kue bersama.
Dalam upacara adat yang ditaja sebulan sekali, yang tak luput ada adalah keberadaan tumpeng yang dibuat adalah tetua adat. Tumpeng pulut kuning itu di lengkapi dengan tiga buah telur ayam rebus berwarna merah, putih dan hitam.
Masyarakat suku laut di Teluk Setimbul ini sangat terbuka dan ramah menyambut pada tamu yang datang ke kampungnya. Namun ada satu hal yang tidak boleh dilakukan warganya yakni menjual lahan kebun kepada orang lain di komunitas mereka. Hal ini dilakukan untuk tujuan menjaga keutuhan kampung dan keturunan mereka di masa mendatang.
Sampai saat ini belum ada angkutan regular atau angkutan umum yang khusus melayani rute ke sana atau sebaliknya. Anda bisa menggunakan Jasa angkutan umum tapi tidak bisa sampai ke lokasi kecuali menyewanya. Jaraknya kurang lebih 40 kilo meter dari kawasan kota, dengan memakan waktu kurang lebih 30 menitan, jika anda menggunakan mobil atau motor. Kalau anda naik ojek ongkosnya urang lebih Rp. 70.000,-