Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Kepulauan Riau dengan ibukotanya Rinai. Letak wilayah secara geografis adalah 2 LU – 5 Lu; 104 BT – 110 BT, dengan batas-batas wilayah meliputi :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Kepulauan Riau
- Sebelah Barat berbatasan dengan Semenanjung Malaysia dan P. Bintan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Malaysia Timur dan Kalbar
Kekayaan sumber daya alam di Kabupaten Nastuna sangatlah baik, potensi darat dan laut mempunyai nilai ekonomis tinggi, begitu juga dengan kandungan barang tambang seperti minyak bumi dan gas alam dilepas pantai Laut Cina Selatan.
Cuaca di Kabupaten Natuna dipengaruhi oleh perubahan arah mata angin. Hujan dan angin kencang terjadi pada bulan Nopember sampai Pebruari dan kemarau terjadi pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei. Penduduk Kabupaten Natuna pada tahun 2010 berjumlah 69.003 jiwa, yang terdiri dari 35.741 jiwa penduduk laki-laki dan 33.262 jiwa penduduk perempuan. Kecamatan Serasan merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi yakni 124,10 jiwa per km2, diikuti oleh Kecamatan Midai 123,97 jiwa per km2.
Visi
Menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Riau Kepulauan melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia yang handal untuk mewujudkan masyarakat madani pada tahun 2020.
Maknanya : Seluruh masyarakat Natuna berkomitmen untuk menjadikan Kabupaten Natuna sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Riau Kepulauan yaitu dapat berfungsi sebagai salah satu lokomotif pembangunan perekonomian di Kepulauan Riau, nasional maupun regional yang mampu meningkatkan taraf hidup dan memberikan manfaat kesejahteraan dan kesempatan berusaha kepada masyarakat.
Misi
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Mempercepat pembangunan ekonomi kerakyatan
3. Meningkatkan sarana, prasarana dan pengembangan wilayah
Sejarah Kabupaten Natuna
Sejarah Kabupaten Natuna tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kabupaten Kepulauan Riau, karena sebelum berdiri sendiri sebagai daerah otonomi, Kabupaten Natuna merupakan bahagian dan Wilayah Kepulauan Riau. Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 yang disahkan pada tanggal 12 Oktober 1999, dengan dilantiknya Bupati Natuna Drs. H. Andi Rivai Siregar oleh Menteri Dalam Negeri ad interm Jenderal TNI Faisal Tanjung di Jakarta.
Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia, Provinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1956 menggabungkan diri ke dalam Wilayah Republik Indonesia dan Kepulauan Riau diberi status Daerah Otonomi Tingkat II yang dikepalai Bupati sebagai kepala daerah yang membawahi 4 kewedanaan sebagai berikut:
Kewedanaan Tanjungpinang, meliputi Kecamatan Bintan Selatan (termasuk Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur).
Kewedanaan Karimun, meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro.
Kewedanaan Lingga, meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang.
Kewedanaan Pulau Tujuh, meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tembelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.
Kewedanaan Pulau Tujuh yang membawahi Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur beserta kewedanaan laiannya dihapus berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965. Berdasarkan ketetapan tersebut, terhitung 1 Januari 1966 semua daerah administratif kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus.
Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 dari hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau yang terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai dan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan.
Seiring dengan kewenangan otonomi daerah, Kabupaten Natuna kemudian melakukan pemekaran daerah kecamatan yang hingga tahun 2004 menjadi 10 kecamatan dengan penambahan, Kecamatan Pal Matak, Subi, Bunguran Utara dan Pulau Laut dengan jumlah kelurahan/desa sebanyak 53.
Hingga tahun 2007 ini Kabupaten Natuna telah memiliki 16 Kecamatan. 6 Kecamatan pemekaran baru itu diantaranya adalah Kecamatan Pulau Tiga, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Siantan Selatan, Siantan Timur dan Jemaja Timur dengan total jumlah kelurahan/desa sebanyak 75.
Pada Tahun 2008 kabupaten Natuna melakukan pemekaran dengan dibentuk Kabupaten Kepulauan Anambas, sehingga kecamatan menjadi 12 Kecamatan. Lalu hingga tahun 2015 menjadi 70 Desa dan 6 Kelurahan. Dan akan ada 3 Kecamatan pemekaran sehinggan menjadi 16 Kecamatan
Program Strategis
Bidang ekonomi
- Menciptakan iklim investasi yang kondusif
- Memberdayakan ekonomi kerakyatan
- Membangun sarana dan prasarana transportasi inter dan antara kecamatan
- Membangun sarana dan prasarana perekonomian (teknologi tepat guna)
- Memperbaiki dan memperkuat jaringan lembaga perekonomian yang mendorong ekonomi kerakyatan
- Meningkatkan pengelolaan sumber daya daerah secara profesional (efisien dan efektif) khususnya sektor agrobindustri, dan agrobisnis, sub sektor perikanan, perkebunan
Bidang Sosial
- Peningkatan dan memperluas pendidikan dan latihan dengan pemberian beasiswa bagi anak berprestasi dan kurang mampu
- Peningkatan dan memperluas pelayanan kesehatan serta gizi masyarakat
- Meningkatkan iklim politik yang transparan dan demokrasi serta melakukan pendidikan politik dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
- Membangun kelembagaab sosial ekonomi yang dapat membuka peluang usaha dan kesempatan kerja untuk memperoleh pendapatan dan kehidupan layak
- Meningkatkan kepedulian atas keberpihakan kepada masyarakat golongan ekonomi lemah, perlindungan sosial bagi penyandang cacat, terkena musibah, orang tua jompo dan lansia
- Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dengan memperhatikan kelestarian ekosistem kelautan
- Penegakan supremasi hukum dan perundangan cecara tegas, adil dan transparan Bidang Keuangan Daerah
- Meningkatkan penerimaan daerah melalui upaya menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah dan sumber lainnya
- Mengupayakan perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah secara adail dan proporsional
- Meningkatkan kinerja dan efektifitas dinas pendatpatan daerah melalui pelayanan birokrasi secara profesional dan transparan
- Meningkatkan effisien dan efektifitas APBD serta meningktatkn manajemen keuangan daearh
Prioritas Pembangunan
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM)
- Program peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan
- Program peningkatan kesehatan, meliputi : peningkatan SDM kesehatan, perbaikan gizi, peningkatan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat
- Program peningkatan dan pembinaan kehidupan beragama dan ketahanan budaya
- Program pendidikan dan latihan lanjutan bagi aparat pemerintah daerah
Pembangunan ekonomi kerakyatan
- Program pembinaan dan bimbingan teknis dalam rangka pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi
- Program peningkatan produksi pertanian yang memiliki keunggulan komperatif dan kompetetif yang berrientasi pasar
- Program pemberdayaan masyarakat pesisir dalam mengelola perikanan dan kelautan
- Program pengembangan wilayah dan kelautan
- Program pengembangan industri kecil dan menengah terutama industri berbasis perkebunan dan perikanan
- Program penataan mekanisme dan kelembagaan pemasaran teruatama dari pengusaha kecil, menengah dan koperasi Pembangunan sarana dan prasarana transportasi dan pengembangan wilayah
- Program pembangunan pelabuhan laut dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi laut antara kecamatan
- Program pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi darat dalam kota pada setiap kecamatan
- Program pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi udara
di Ibukota Kabupaten Natuna - Program penataan kelembagaab perhubungan
Pendapatan Hasil Daerah
- Pajak Daerah 613.472.212
- Retribusi Daerah 107.570.146
- Hasil Perusahaan Milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 852.623.844
- Lain-lain PAD yang sah 520.201.533
Potensi Investasi
Di Kabupaten Natuna potensi investasi yang direncanakan melayani 4 unsur fungsi uatama, yaitu: industri, perdagangan, pariwisata dan kawasan transito Perusahaan-perusahaan dijinkan memiliki 100% kepemilikan asing. Orang-orang asing juga dijinkan untuk membeli rumah sehingga Natuna dapat menjadi rumah kedua bagi mereka.
Keuntungan berinvestasi:
- Lokasi terletak di Laut Cina Selatan sebagai rute palayaran intrnasional
- Dikelilingi semuan negara ASEAN
- Lahan; sewa tanah untuk bisnis s.d. 80 tahun dan dapat diajukan sekaligus ke depan
- Perumahan untuk orang asing s.d 70 tahun dan dapat diajukan sekaligus ke depan
- Insentif di Pulau Bunguran: pembebasan PPN dan Pajak Penjualan Barang Mewah
di kawasan Berikat - Perlakukan khusus Income Tax
- Penundaan Pajak Impor di dalam kawasan berikat
- Pengurangan Pajak Impor di luar kawasan berikat
- Pelayanan terpadu: prosedur yang cepat
- Bandara Ranai: 2550 m, Bandara Matak: 1700 m, Pelabuhan Selat Lampa: 100 x 10 m, Pelabuhan Penagi 50 x 8 m.
Infrastruktur Jalan Kecamatan Panjang (km) Aspal Semen Tanah
- Sesasan 136,00 – 73,00 63,00
- Subi 30,00 – 30,00 –
- Midai 82,70 – 53,70 29,00
- Bung Timur 283,29 195,82 0,75 86,72
- Bung Barat 131,90 – 60,90 71,00
- Siantan 79,50 – 16,50 63,00
- Jemaja 65,00, – 32,60 32,40
- Kelarik 116,20 – 28,20 88,00
- Pulau Laut 12,00 – 12,00 –
- Palmatek 62,00 – – 62,00
- Natuna 998,59 195,82 307,65 495,12
Iklim dan Cuaca
Iklim di Kabupaten Natuna adalah tropis basah dengan suhu rata-rata 26 °C dan sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Kelembaban udaranya berkisar antara 60% dan 85%. Sedangkan, curah hujannya rata-rata 2.530 mm dengan jumlah hari hujan 110 pertahun. Bulan-bulan yang basah terjadi pada bulan Oktober-Desember dengan kecepatan angin rata-rata 276 km perhari [sic]. Sedangkan, penyinaran mataharinya rata-rata 53%. Cuacanya sering tidak menentu. Hujan disertai angin kencang, badai yang bergemuruh, dan gelombang yang mencapai ketinggian lebih dari tiga meter acapkali terjadi secara tiba-tiba.
Berdasarkan arah angin, masyarakat setempat mengenal adanya 4 musim, yakni: Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Musim Utara ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur. Musim ini berjalan selama 4 bulan (November—Februari). Pada musim ini angin berhembus sangat kencang (kecepatannya mencapai 15–30 knots), sehingga laut bergelombang sepanjang siang dan malam dengan ketinggian 1–3 meter. Masyarakat setempat menggambarkan laut yang penuh dengan gelombang itu bagaikan “wajah limau purut busuk”. Angin yang bertiup pada musim ini tampaknya tidak hanya membuat laut menjadi ganas, tetapi juga membuat rusaknya pepohonan. Batang pohon kelapa menjadi condong ke arah selatan. Kemudian, dedaunan menjadi berbelah-belah. Malahan, daun pohon karet berguguran, sehingga tampaknya menjadi gersang. Musim yang cukup menakutkan ini oleh mereka disebut juga sebagai “Musim kelambu sebelah tersingkap”, karena musim tersebut disertai dengan hujan sepanjang siang dan malam, sehingga mereka lebih memilih berbaring dengan kelambu yang tersingkap sebelah. Oleh karena itu, Ibrahim (1997) mengatakan bahwa pada musim utara warga masyarakat Natuna betul-betul mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaannya. Untuk itu, jauh-jauh hari mereka sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapinya, seperti: kayu bakar, beras, lauk-pauk (ikan asin), dan keperluan dapur lainnya.
Musim Timur ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur. Musim ini juga berjalan selama 4 bulan (Maret—Juni). Kecepatan anginnya rata-rata hanya 12 knots. Hujan yang lebat jarang terjadi. Adakalanya hujan disertai dengan panas. Matahari agak bebas menyinari laut dan daratan, sehingga panasnya cukup menyengat. Panas yang demikian, oleh masyarakat setempat disebut sebagai ngek-ngek atau lak-lak (rasanya tidak menentu). Namun demikian, laut masih tampak bergelombang sehingga agak sulit untuk mendapatkan ikan.
Musim Selatan ditandai oleh angin yang berhembus dari arah selatan. Musim yang berlangsung selama 2 bulan (Juli—Agustus) ini kecepatan anginnya rata-rata 8–20 knots. Pada musim ini matahari dapat bersinar bebas sehingga panasnya sangat menyengat. Keadaan yang demikian oleh masyarakat setempat diibaratkan sebagai “uap neraka”. Keadaan laut masih tetap bergelombang, bahkan adakalanya dapat mencapai lebih dari 3 meter.
Musim Barat yang ditandai oleh angin yang berhembus dari arah barat juga berlangsung selama 2 bulan (September—Oktober). Ciri dari musim ini adalah antara panas dan hujan saling berganti. Oleh karena itu, permukaan laut adakalanya bagaikan “air dalam talam” (tenang dan teduh), tetapi adakalanya menakutkan karena gelombangnya dapat mencapai 3 meter lebih. Celakanya, gelombang tersebut sering terjadi secara tiba-tiba sehingga tidak memberi kesempatan bagi para nelayan untuk menepikan perahunya.
Parawisata
- Pantai Batu Kasah, The Best Beach in Natuna
- Batu Sindu, Tempat Wisata yang Selalu Bikin Rindu
- Pantai Sisi, Hadir Untuk Memadu Cinta Dengan Kekasih
- Tak Perlu Jauh ke Eropa, Alif Stone Park Sudah Cukup Mewakili Surga Dunia
- Pulau Senua yang Melegenda
- Selemot, Desa Setengar, Belum Banyak Traveler yang Tahu
- Pantai Tanjung, Tempat Wisata Favorit Warga Natuna
- Pantai Teluk Buton, Pantai Cantik yang Berpotensi Menjadi Cagar Budaya Bawah Air
- Pantai Sahi, Pantai Kece dengan Landmark Pulau Batu di Tengahnya
- Air Terjun Gunung Ranai, Pilihan Wisata Adventure di Natuna
- Masjid Agung Natuna, Arsitekturnya Terispirasi Taj Mahal
Makanan Khas Natuna
- KERNAS
- LATOH SILONG
- TIPENG MANDO
- PEDOK / PEDEK
- CALOK / CANCALOK
- LAKSE
- NASI DOGONG
Source : Wikipedia, Travelingyuk